Not known Factual Statements About gubukjudi

Cloud pun mengusap matanya yang masih lelah akibat tidur yang tidak mencukupi. Merasa tidak perlu memikirkan tentang masa lalu lagi, ia pun bangkit dan memposisikan dirinya dalam posisi duduk sementara tangan kirinya meraih jam beker dan mematikan alarmnya.

“Gentle bidik matanya! Irine bidik perutnya!” Teriak Yypo begitu ia dengan sengaja melempar laba-laba pertama yang dijumpainya ke atas. Ia segera sibuk mengurusi beberapa yang mulai berjalan mendekat.

Pria berambut perak itu hanya bisa tersenyum ketika melihat reaksi anak pirang jabrik yang telah ia bawa selama ini, selama lima bulan terakhir ini. Sebaliknya, Cloud justru mendongak keluar mendengar Sephiroth tertawa.

Menghadapi Cloud yang jauh lebih pendek darinya, Sephiroth cukup menangkis serangan Cloud dengan ujung Masamune tanpa perlu bergerak, sebab pedang itu sudah mewakili jarak di antara mereka.

Mereka berada jauh di dalam hutan hujan Archondere, dimana merupakan wilayah berbahaya dimana kematian akibat curah hujan yang lethal di teritorial iblis sering terjadi, jadi bagaimana mungkin ada tempat berteduh jika Sephiroth memutuskan untuk terus berjalan?

Cloud menyipitkan mata, cahaya matahari dengan galaknya menghardik mimpi, atau lebih tepatnya ingatannya yang ia bahkan tidak tahu itu pernah ada. Sephiroth pernah bersamanya?

Angeal perlahan bangkit dari tempatnya tidur, sebuah kuburan tentunya. Matanya melonjak kaget begitu ia melihat semuanya. Banyak roh yang sama statusnya sepertinya perlahan bangun, menatap sekitar dengan tatapan bingung—sama seperti semua orang itu Angeal hanya bisa terkesiap dan menonton.

Tseng mengaduh. Pedang milik Cloud itu sangat berat, ia hanya masih tidak mengerti mengapa pedang seberat ini mampu pemuda itu bawa. Apalagi dipakai bertarung.

Seluruh prajurit yang menyaksikan pertunjukan itu, perlahan maju dan menyeret Erzur keluar dari Pengadilan. Erzur yang tidak mengerti apa ucapan sang Naga, dengan pasrah membiarkan dirinya diseret.

Bagaimana mungkin makhluk lemah tadi bisa bergerak, jika waktu telah berhenti karena kedatangan Erzur?

Ia hendak meninggalkan lokasi kejadian—ia hanya tertarik mengunjungi dan melihat apa yang terjadi itu saja, tanpa ada tujuan apapun yang sebenarnya ingin ia dapatkan.

...mata runcing Fenrir menyipit untuk melihat di sekelilingnya. Peranakannya! Bola kuning lancip itu pun mendarat pada seorang pemuda yang terkapar di tanah di sisi kanannya, tubuhnya penuh luka dan ia bisa mencium darah segar yang berbau campuran iblis dan manusia, menusuk hidung sensitifnya.

Bersamaan dengan itu, tentakel pisau yang menusuk rusuknya /dan/ sepertinya meremukkan tubuhnya, terasa melepaskannya dengan paksa, membuatnya terseret, terjatuh dengan suara gedebuk yang keras di lantai. Cloud menggigit bibirnya, berusaha menahan teriakan yang hendak keluar dari tenggorokannya.

Hanya menemukan dirinya terlampau lemas. Seluruh badannya terasa sakit. Membuka mata saja terasa seperti hendak marathon ribuan mil. Ia tidak bisa membuka here mata, ia merasa begitu lelah.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *